Jumat, 24 Desember 2010


Bahasa Kasih Dalam Kata-kata
Aku menatap langit di malam yang berbeda
Namun, ia tetap membisu
Kupandangi jua jantung hatinya
Bintang-bintang bertebaran
Yang menyinari gelap dan sunyinya malam
Masih tetap dalam keadaan yang sama
Mungkin hanya posisinya saja yang berubah
Semuanya tetap membisu
Begitu mahalkah engkau?
Wahai kata-kata?
Memangnya harus kukorbankan apa?
Untuk mendapatkan bahasa kasih darimu
Kutunggu terus sampai mata ini memerah
Namun, satu abjad pun tak kunjung muncul
Malahan, hanya kata sia-sia dan cacian
Dari makhluk ciptaan-Nya
Membuat hati robek seketika
Jika dibalut pun masih tetap kelihatan bekasnya
Kekosongannya pun tak terisikan
Langit yang sama terus kukagumi
Bintang-bintang yang sama terus kuikuti gerakannya
Namun, tak ada yang menyayangi hatiku yang lirih
Dari tadi hening, bisu
Aku terdiam merenung
Aku tidak tahu bagaimana berkata-kata
Karena tidak ada yang mengajari kasih itu
Kasih yang mengatakan lewat hati yang murni
'Aku sayang kamu!'


Ragu
Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu
Tapi aku ragu
Akankah engkau mendengarkanku
Menyimak segala keluh kesahku
Menatapku dengan pandangan hangatmu
Segala sesuatu tetap saja begitu
Tak pernah sanggup
Tak pernah mampu
'Tuk mengungkapkan rasa
Hanya bisa menatapmu
Dari relung hatiku
Aku adalah aku

Aku adalah aku
Dengan segala yang ada pada diriku
Kehidupanku juga masa depanku
Tak pernah aku tahu
Bagaimana dan untuk siapa diriku
Tapi aku tak ingin menyerah
Menjalani hidup yang sulit dan penuh dengan masalah
Walaupun mencoba menjauh dengan nama itu
Tapi tetap saja dia datang menghampiri
Segala sesuatu yang terjadi
Kujadikan sebagai pengobat diri
Dan pengalaman hidup yang sangat berarti
Hidup penuh dengan warna
Kadang hitam, putih juga kebiruan
Menandakan setiap insan selalu diberikan cobaan
Dengan kesedihan, kesenangan juga kehampaan
Tapi hidup tetap berjalan
Tak pernah sekalipun kulihat dia berhenti
Beristirahat walaupun 'tuk sejenak
Roda-roda kehidupan itu tak pernah rusak ataupun bocor
dengan semua arena jalan yang ditapakinya
Kecuali jika telah tiba waktunya
Tapi aku juga tak pernah tahu kapan masa itu terjadi
Sejauh mana aku melangkah
Seterjal apa jalan yang aku tempuhi selama ini
Aku tahu diriku sudah mulai melemah
Letih 'tuk berjalan
Segala kesalahan yang kekhilafan
Bak sebuah noda dalam kertas putih
Membuatku semakin tersadar
Kalau aku masih jauh dari-NYA
Kertas putih itu telah tercampur
Dengan goresan pena berbagai warna
Pertanda telah banyak yang telah aku lalui
Mencoba menghapusnya kembali
Menjadi kertas yang putih bersih
Mohon maaf atas semua kesalahan
Dari segala penderitaan
Agar kelak kehidupan ini menjadi lebih indah dari yang aku bayangkan....

Pantulan dusta sahabat
Sahabat itu,
seharusnya tampak seperti kaca
ketika aku melihatnya,
ia akan menyerupai bentukku
Aku senang,
maka ia akan tertawa
aku sedih,
maka ia akan menangis
aku menangis
maka ia akan menghapus airmataku
aku terluka dan memborok,
maka ia akan membersihkan
dan membalut lukaku
lalu, ia senantiasa merawat lukaku
menjaganya agar tak membekas
Begitu pun sebaliknya....
Namun, itu semua tidak pernah terjadi
aku tidak pernah tahu ia sedang apa?
apakah senang, sedih, berairmata, atau terluka dan memborok
bibir dan lidah selalu tertutup rapat
seakan membisu jika melihat wajahku di kaca
Ia juga tidak tahu aku sedang apa?
ketika melihatnya, aku berbuat hal yang sama
kaca itu semakin bingung akan jatidirinya
bayangan yang dimunculkan tak pernah sama

Mencintai ku yang Mencintainya
Yang mencintaiku menunggu di luar.
Sampai larut pun dia tetap berdiri
di luar sana.
Sayangnya,
aku ada di dalam sini
bersama dia yang kucintai.
I'm sorry....
Yang mencintaiku bilang,
"Aku beruntung memilikimu."
Tapi ia sedang bermimpi,
karena hati, jiwa, dan raga ini
milik dia yang kucintai.
Yang kucintai mungkin
tidak mencintaku,
tapi aku mencintainya.
Tak apalah,
Asal kubisa duduk bersamanya.
Teganya aku membiarkan
yang mencintaiku menunggu.
Menunggu bersamaku,
tapi yang kutunggu adalah
dia yang kucintai.
Bukan salahku aku tidak mencintainya,
Bukan salahku dia jatuh cinta padaku.
Yang mencintaiku terlambat,
karena hati ini terlanjur kuberikan
Kepada dia yang kucintai.
I'm sorry, but my heart belongs to him.

Sapa terakhir
Baru kusadari,
ternyata aku begitu menyayangimu
hingga dengus napas terakhirmu,
telah mampu menguras airmataku
dan aku pun kehilangan,
teramat sangat
Baru kusadari,
kau begitu berarti dalam hidupku
aku tak tahu,
sapa terakhirmu yang penuh rindu
adalah suaramu yang terakhir untukku

Aku adalah Aku
Aku adalah aku
Dengan segala yang ada pada diriku
Kehidupanku juga masa depanku
Tak pernah aku tahu
Bagaimana dan untuk siapa diriku
Tapi aku tak ingin menyerah
Menjalani hidup yang sulit dan penuh dengan masalah
Walaupun mencoba menjauh dengan nama itu
Tapi tetap saja dia datang menghampiri
Segala sesuatu yang terjadi
Kujadikan sebagai pengobat diri
Dan pengalaman hidup yang sangat berarti
Hidup penuh dengan warna
Kadang hitam, putih juga kebiruan
Menandakan setiap insan selalu diberikan cobaan
Dengan kesedihan, kesenangan juga kehampaan
Tapi hidup tetap berjalan
Tak pernah sekalipun kulihat dia berhenti
Beristirahat walaupun 'tuk sejenak
Roda-roda kehidupan itu tak pernah rusak ataupun bocor
dengan semua arena jalan yang ditapakinya
Kecuali jika telah tiba waktunya
Tapi aku juga tak pernah tahu kapan masa itu terjadi
Sejauh mana aku melangkah
Seterjal apa jalan yang aku tempuhi selama ini
Aku tahu diriku sudah mulai melemah
Letih 'tuk berjalan
Segala kesalahan yang kekhilafan
Bak sebuah noda dalam kertas putih
Membuatku semakin tersadar
Kalau aku masih jauh dari-NYA
Kertas putih itu telah tercampur
Dengan goresan pena berbagai warna
Pertanda telah banyak yang telah aku lalui
Mencoba menghapusnya kembali
Menjadi kertas yang putih bersih
Mohon maaf atas semua kesalahan
Dari segala penderitaan
Agar kelak kehidupan ini menjadi lebih indah dari yang aku bayangkan....

Suka Duka Sahabat

Bagiku kalian  bukan sekedar teman
Bukan sekedar tempat curhat
Bukan juga angin lalu
Tetapi kalian adalah sahabatku
Sahabat terbaik yang pernah ada
Setiap tawa dan senyumku
Ada karena sahabat
Meski  terkadang ada air mata
Bukan karena kejamnya persahabatan
Tapi itulah kebersamaan dalam duka
Tertawa bersama
Dan sedih bersama
Terasa sempurna hidup ini
Di kelilingi sahabat – sahabat
Yang tak kenal lelah menghibur
Sahabat,
Tak pernah mengenal kata putus
Tak mengerti akan kebencian
Slalu menerima kekurangan
Dan memahami dari hati ke hati
Berjuta Andai Untuk Ibu

Angin yang bertiup lembut
Mengantarku dalam lamunan panjang
Membawaku ke dalam dunia mimpi
Penuh dengan hayalan yang tak pasti

          Sebuah harapan
          Tersirat erat dalam benak ku
          Yang slalu berandai – andai
          Sosok itu kembali ke sisi ku

Sosok seorang ibu
Yang telah lama meninggalkanku
Meninggalkan berjuta kenangan
Pergi dan tak kembali

          Kini hidup ku penuh dengan kata andai
          Andai waktu bisa kenbali
          Andai aku bisa bersama ibu lagi
          Hanya andai, andai, dan andai

Cinta
Cynta, , ,
Laksana memandang gunung dari jauh
Indah dan sangat indah
Membuat semua orang terpesona

Namun ,saat kita mandakinya
Begitu banyak jurang dan sungai
Tantangan yang menghalangi kita
Untuk mendakinya

Begituah cinta
Cinta butuh kesungguhan
Cinta penuh pengorbanan
Pengorbanan yang tulus dari hati

Cinta yang tulus
Hanya datang dari hati yang tulus
Cinta yang indah
Hanya datang dari hati yang jujur


Bayang Semu

Setiap dtik – detik hari ku
Ada seseorang yang menemani ku
Kemanapun aku pergi
Bahkan dalam tidur panjangku

            Sosok yang sangat tegar
            Tampak lelaki yang gagah
            Seolah di ciptakan hanya untuk ku
            Untuk hidup dan mati ku

Kian tampak kadewasaannya
Menuntunku Penuh kasih sayang
Mengajariku hidup bahagia
Membuat ku tak mengenal kesedihan

            Tapi sayang,
            Semua hanyalah bayang semu
            Yang tercipta dari angan ku seorang
            Yang menjadi impian indah dalam hidup ku